Jumat, 23 Desember 2011

"ANGKUH".manusia tdklah pantas untuk menyandang nya.

Manusia, kerapkali dihinggapi rasa angkuh dalam dadanya. Merasa diatas langit, padahal kaki masih menyentuh bumi. Padahal lemah, itu sifat asli manusia. Manusia tidak akan mampu hidup jika hanya sendiri. Betapapun hebatnya manusia, ia tetap saja butuh uluran tangan orang lain. Allah tahu, manusia memiliki potensi angkuh dihatinya. Maka, Dia suruh manusia untuk sujud, setidaknya 34 kali dalam sehari.
Dalam sejarahnya, iblis merupakan makhluk yang menolak perintah Allah untuk sujud. Iblis merasa bahwa ia lebih baik daripada Adam. Menurut iblis, tanah lebih hina daripada api. Tanah memang merupakan tempat berpijak. Ia diinjak dengan kaki-kaki kita. Tapi tanah tak meleleh dibakar api. Sedangkan api, mati jika ditimbun tanah. Iblis angkuh, oleh karenanya ia diusir dari surga.
Banyak makna dalam gerakan sujud. Logika menyatakan, sujud merendahkan manusia. Itu memang benar. Harga diri kita merasa rendah ketika sujud. Namun jika sujud itu dihadapan sesama kita, manusia. Dalam shalat, sujud memberi makna yang mendalam. Kita merendah pada Yang Mahakuasa. Pada saat itulah, kita merasa berada dekat dengan-Nya. Bahagia menghinakan diri dihadapan Yang Mahamulia. Tak lupa memanjatkan doa. Memohon kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat.
Keangkuhan banyak menyelimuti diri manusia. Akalnya yang cerdas, menyebabkan manusia seringkali memandang orang lain sebelah mata.. Hanyut dalam kekuasaan yang begitu besar dan kekayaan yang melimpah. Orang lain pun diremehkan. Selalu memandang pendapatnya yang paling benar. Menganggap dirinya yang paling kuat. Padahal manusia dilingkupi kelemahan, kesalahan, dan lupa. Tanpa disadarinya, ia telah menolak kebenaran. Terjebaklah ia dalam keangkuhan.
Tenaga manusia terbatas, demikian juga akalnya. Mengapa manusia harus angkuh. Manusia sangatlah kecil. Tenaga manusia pun tak seberapa. Manusia perlu berhenti sejenak disaat lelah. Aktivitas begitu padat. Sejak pagi hingga petang, manusia disibukkan dengan pekerjaan. Stamina terkuras sehingga manusia butuh istirahat. Ia perlu tidur. Saat terbangun, manusia kembali angkuh. Padahal dirinya terbatas
Menghayati Kekuatan Alam
Banyak makhluk Allah yang begitu mengagumkan di dunia ini. Gunung-gunung yang besar dan tinggi menjulang, sungguh sangatlah mengagumkan. Membuat hati berdecak kagum. Ingin rasanya berdiri diatas puncaknya. Berpacu dengan adrenalin, mencicipi tantangan yang telah tersedia. Berpetualang dengan hawa dingin dan jalan yang terjal. Kelelahan justru memberi kepuasan. Ketegangan pun hilang, disaat kita berdiri gagah dipuncak tertinggi. Bahagia bisa menaklukkan ketinggian. Berteriak dengan suara nyaring, takjub suara bersahut-sahutan. Sambil menikmati pemandangan yang luar biasa. Gunung, makhluk Allah yang gagah. Besar, kokoh, dan tinggi menembus awan. Tidak angkuh, senantiasa bertasbih kepada-Nya. Gunung-gunung itu tunduk pada perintah Allah. Kini menjadi pasak agar bumi stabil. Namun di hari akhir, ia lepas layaknya kapas.
Pantai begitu indah disaat cerah. Disana berhembus angin sepoi-sepoi. Daun-daun pun dengan eloknya melambai-lambai. Langit biru begitu luas menghiasi. Hamparan pasir putih sejauh mata memandang. Garis pantai memisahkan laut dan daratan. Dibibir pantai itu, berdeburan ombak-ombak. Terus bergulungan siang dan malam. Tak pernah berhenti, walaupun sedetik. Pantai dibuatnya tak berdaya. Tiap deburannya menyeret pasir-pasir ke lautan. Ombak terlalu perkasa. Abrasi tak bisa dihindari. Hantamannya begitu kuat memangsa daratan. Sepanjang waktu selalu begitu. Terlalu kuat, tak bisa dihentikan. Ombak, ia pun makhluk Allah. Tidak angkuh, selalu bertasbih kepada-Nya.
Laut mendominasi permukaan bumi. Jutaan species ikan tersedia di dalamnya. Menjadi sumber penghidupan para nelayan. Perahu-perahu bebas berlayar dipermukaannya. Pemandangannya indah, memanjakan mata. Adakalanya laut yang tenang berubah menjadi ganas. Pada saat itulah, ia berubah menjadi makhluk yang menakutkan. Kapal-kapal, tak peduli betapapun besarnya, siap untuk ditelannya. Tenggelam, bersemayam didasar laut. Arus bawahnya pun bisa meremukkan kapal selam. Laut, makhluk Allah. Tidaklah angkuh. Laut berubah menjadi ganas karena mengikuti kehendak Allah. Laut selalu patuh kepada-Nya.
Waktu kecil, kita senang sekali bisa menaikkan layang-layang. Angin selalu diharapkan kedatangannya agar memudahkan layang-layang terbang tinggi. Kincir-kincir pun berputar. Memanfaatkan tenaga angin untuk menghasilkan listrik. Angin memberi keuntungan yang begitu banyak. Kecepatan angin bisa berubah dahsyat. Angin topan berpetualang. Pusarannya memporak-porandakan keadaan disekitarnya. Manusia pun tak sanggup menghentikannya. Manusia hanya bisa berharap angin segera pulih, normal kembali seperti semula. Angin terkadang meninggalkan korban jiwa. Tanpa peduli siapapun dia. Angin adalah makhluk Allah. Tidak angkuh, berubah kekuatannya karena kehendak-Nya.
Gunung, ombak, laut, dan angin semuanya adalah makhluk Allah. Mereka semuanya bertasbih kepada Allah. Berubah menjadi dahsyat karena kehendak-Nya. Manusia pun makhluk Allah. Namun terkadang ada sedikit noktah keangkuhan dalam jiwanya. Tidak mau tunduk pada perintah Allah. Durhaka terhadap Al-Qur’an dan sunnah nabi-Nya. Manusia angkuh telah mengubah hukum Allah dengan hukum buatannya sendiri. Angkuh menganggap hukum Allah tidak sesuai dengan konteks realitas zaman sekarang. Manusia angkuh menganggap dirinya lebih tahu daripada Allah. Membuang syari’at Allah karena dianggap kejam. Manusia merasa lebih tahu atas maslahat bagi dirinya. Lagi-lagi manusia terjebak dalam keangkuhan.
Berlepas dari Keangkuhan
Keangkuhan telah banyak menjerumuskan manusia pada kehancuran. Allah mengubur Qarun dan hartanya ke dalam bumi karena ia angkuh. Merasa dirinya luar biasa, lupa akan karunia dan rahmat Allah. Begitu pula dengan Fir’aun. Fir’aun ditenggelamkan oleh Allah karena menganggap dirinya sebagai Tuhan yang paling tinggi. Kekuasaan yang luas, dan kekuatan yang besar telah membuat Fir’aun terpedaya. Allah murka, maka Fir’aun dilenyapkan kedalam lautan.
Romawi merupakan imperium yang hampir menguasai mayoritas bumi. Bangsa yang ditakuti. Tentaranya gagah berani. Namun kesombongan telah menghinggapi. Hancurlah Romawi hingga  tak tersisa lagi. Pada masa awal terjadinya Perang Dunia II, bangsa Jerman sangatlah ditakuti. Dibawah kekuasaan Hitler, Jerman berusaha bangkit dari keterpurukan. Membalas kekalahan pada masa Perang Dunia I. Jerman dengan secepat kilat hampir menguasai Eropa. Prancis, Ceko, Austria, dan Polandia dibuat tak berdaya. Kehebatan Jerman bahkan membuat Stalin ketakutan. Moskow hampir ditaklukkan. Namun Hitler angkuh. Idealisme ultranasionalis mengakar kuat didada Hitler. Ia merasa ras Arya sebagai ras yang paling mulia. Menganggap Jerman adalah bangsa terbaik. Diakhir masa Perang Dunia II, Jerman dipukul mundur oleh Uni Soviet dan Sekutu. Jerman kalah telak. Hitler yang sempat berkuasa, kini terjepit. Terjepit dengan dua kekuatan besar, Uni Soviet dan Sekutu. Hitler tak sanggup menahan malu. Ia pun mati bunuh diri. Hitler angkuh. Jerman akhirnya dibelah menjadi dua, Jerman Barat dan Jerman Timur.
Demikian besar dampak keangkuhan, tidak sekedar membinasakan individu, bahkan melenyapkan sebuah peradaban. Allah murka pada orang-orang yang angkuh. Keangkuhan menghilangkan penghambaan yang sejati. Penghambaan hanya sempurna jika hati kita dihinggapi perasaan rendah diri. Merasa rendah dihadapan Ilahi. Kesadaran akan lemahnya diri memang sangat penting. Dengan begitu, kesempatan untuk bercokolnya keangkuhan tidak akan terjadi.
Akal kita terbatas, ilmu kita pun sedikit. Kita tidak mungkin menguasai semua ilmu yang ada di dunia ini. Seorang raja pun demikian. Kekuasaan dan kekuatannya terbatas. Manusia harus menyadari bahwa dirinya terbatas. Oleh karena itu, manusia tak pantas untuk angkuh. Wallahu a’lam.

Kamis, 22 Desember 2011

Mendengar Lebih Susah Drpda Berbicara

Banyak orang bisa ‘berkata’, namun sedikit yang mau ‘mendengar’. Padahal jika kita mau kembali ke hukum alam, seharusnya kita harus lebih banyak mendengar daripada bicara. Bukankah Tuhan memberi kita dua  telinga dan hanya satu mulut? :-)
Begitupun jika kita saksikan pada bayi yang baru lahir. Indra pendengaran lebih dulu berfungsi daripada yang lainnya. Lalu, mengapa mendengar lebih susah daripada berbicara?
Meski secara kasat mata mendengar adalah hal yang gampang, namun nyatanya banyak orang yang lebih suka didengarkan daripada mendengarkan.
Mendengarkan merupakan bagian esensi yang menentukan komunikasi efektif. Tanpa kemampuan mendengar yang bagus, biasanya akan muncul banyak masalah.
Yang sering terjadi, kita merasa bahwa kitalah yang paling benar. Kita tidak tertarik untuk mendengarkan opini yang berbeda dan hanya tergantung pada cara kita.
Selalu merasa benar, paling kompeten, dan tidak pernah melakukan kesalahan. Duh… malaikat kali! :-)
Jika kita selalu merasa bahwa diri kita benar, dan cara kitalah yang paling
tepat, itu berarti kita tidak pernah mendengarkan.
Ide dan opini kita sangat sukar untuk diubah jika fakta tidak mendukung
keyakinan kita. Bahkan kalau ada fakta pun kita mungkin hanya akan sekedar meliriknya saja.
Mungkin saat ini kita nyaman dengan cara kita, tapi untuk jangka waktu yg
panjang, orang-orang akan menolak dan membenci kita.
Jika kita mau mulai mendengarkan  orang lain, maka suatu saat kita akan  menyadari kesalahan kita. Jawaban  untuk mengatasi sifat ini adalah
mengasah skill mendengar aktif.

Mendengar tidak selalu dengan tutup mulut, tapi juga melibatkan partisipasi
aktif kita. Mendengar yang baik bukan berharap datangnya giliran berbicara. Mendengar adalah komitmen untuk memahami pembicaraan dan perasaan lawan
bicara kita. Ini juga sebagai bentuk penghargaan bahwa apa yang orang lain
bicarakan adalah bermanfaat untuk kita. Pada saat yang sama kita juga bisa
mengambil manfaat yang maksimal dari pembicaraan tersebut.
Seni mendengar dapat membangun sebuah relationship. Jika kita melakukannya
dengan baik, orang-orang akan tertarik dengan kita dan interaksi kita akan semakin harmonis.
Berikut teknik mudah yang dapat
dipraktekkan oleh Anda dengan sangat wajar untuk menjadi seorang pendengar
yang baik :
1. Peliharalah kontak mata dengan baik.
    Ini menunjukkan kepada lawan bicara
    tentang keterbukaan dan kesungguhan
    kita
2. Condongkan tubuh ke depan.
    Ini menunjukkan ketertarikan kita
    pada topik pembicaraan. Cara ini
    juga akan mengingatkan kita untuk
    memiliki sudat pandang yang lain,
    yaitu tidak hanya fokus pada diri
    kita.
3. Buat pertanyaan ketika ada hal yang
    butuh klarifikasi atau ada informasi
    baru yang perlu kita selidiki dari
    lawan bicara kita.
4. Buat selingan pembicaraan yang
    menarik. Hal ini bisa membuat
    percakapan lebih hidup dan tidak
    monoton.
5. Cuplik atau ulang beberapa kata
    yang diucapkan oleh lawan bicara kita.
    Ini menunjukkan bahwa kita memang
    mendengarkan dengan baik hingga hapal
    beberapa cuplikan kata.
6. Buatlah komitmen untuk memahami
    apa yang ia katakan, meskipun kita tidak
    suka atau marah. Dari sini kita akan
    mengetahui nilai-nilai yang diterapkan
    lawan bicara kita, yang mungkin berbeda
    dengan nilai yang kita terapkan. Dengan berusaha untuk memahami, bisa jadi kita akan menemukan sudut pandang,wawasan, persepsi atau kesadaran baru, yang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya.
Seorang pendengar yang baik sebenarnya hampir sama menariknya dengan pembicara
yang baik. Jika kita selalu pada pola yang benar untuk jangka waktu tertentu, maka suatu saat kita akan merasakan manfaatnya.
Prosesnya mungkin akan terasa lama dan menjemukan, tapi lama-kelamaan akan terasa berharganya upaya yang telah kita lakukan. Kita akan merasa lebih baik atas diri kita, hubungan kita, teman-teman kita, anak-anak kita, maupun pekerjaan.
Kesimpulan: Jadilah pendengar yang baik, karena sifat ini bisa menjadi
kunci untuk mengembangkan pikiran  yang positif, dan merupakan salah satu
tangga Anda untuk mencapai kesuksesan! :-)

Jumat, 16 Desember 2011

KENAPA MANUSIA DI SEBUT BANI ADAM???

ika kita perhatikan pertanyaan di atas, maka jawaban yang paling dekat dari pertanyaan tersebut adalah karena manusia itu pada hakikatnya adalah turunan dari manusia pertama yang bernama Adam, karena itulah disebut Bani Adam (Keturunan Adam). Jawaban ini tentu tidak salah, tetapi ada rahasia yang sangat agung kenapa Allah menyebut manusia sebagai Bani Adam. Allah swt. berfirman dalam al Quran surat al Isra ayat 70 :

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آَدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا (70)
70. Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan. (QS. Al Isra [17]:70)
Jika kita simak, kenapa Allah tidak menyebutkan nama lain dari manusia seperti, insan, basyar atau an-Naas, tetapi Allah menggunakan istilah Bani Adam ? tentu ada rahasia besar yang terkandung dalam istilah Bani Adam.
Al Quran merupakan kalam yang agung, karena itu pemilihan katanya pun sangat selektif dan tentu saja sangat sesuai dengan tuntutan alur kalam. Pada ayat di atas Allah secara tegas mengatakan bahwa Dia memuliakan anak-anak Adam dengan memberi mereka akal, bisa berbicara, bisa menulis, bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, bentuk tubuh yang baik, bisa berdiri tegak serta bisa mengatur kehidupan, baik sekarang di dunia maupun untuk nanti di akhirat.
Menurut Ibnu Katsir, Allah memuliakan manusia dengan bisa berjalan tegak di atas kedua kakinya, bisa mengambil makanan dengan kedua tangannya, sedangkan makhluk yang lain tidak bisa melakukan dua hal tersebut secara bersamaan, mereka berjalan dengan keempat kakinya dan mengambil makanan dengan mulunya. Manusia juga dimuliakan oleh Allah dengan memberi mereka pendengaran, penglihatan dan hati, dimana ketiganya merupakan modal yang berharga untuk memahami segala hal, kemudian mengambil manfaat dari hal tersebut. Selain itu tiga alat ini merupakan modal dalam membedakan segala sesuatu, mengetahui manfaatnya, mengetahui keistimewaan serta kemudaratannya, baik untuk urusan dunia maupun akhirat.
Selain keistimewaan di atas, Allah juga menaklukan berbagai binatang, sehingga bisa dijadikan tunggangan oleh manusia, dan manusia bisa melakukan perjalanan di daratan dunia ini dengan mudah. Kemudian Allah juga menaklukan semua makhluk yang ada di dunia, baik benda hidup maupun benda mati, sehingga manusia dapat mengarungi lautan dengan perahu yang dibuatnya, kemudian Allah memberikan rizki yang halal sekaligus bergizi kepada manusia, baik berupa makana pokok, buah-buahan, daging, susu dan lain-lain. Selain itu Allah memberikan rizki dalam bentuk lain, seperti warna-warna yang cerah dan menarik, hal ini dapat kita lihat pada pemandangan yang indah, pakaian yang bagus dan lain-lain.
Kemudian Allah menjadikan Bani Adam bisa mengungguli makhluk-makhluk yang lain dalam berbagai hal, walaupun makhluk itu ukurannya lebih besar dari manusia, bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa ayat ini merupakan dalil bahwa manusia itu lebih mulia dari malaikat.
Dari uraian di atas, kita dapat menangkap bahwa kenapa Allah menggunakan istilah Bani Adam, karena pada ayat ini Allah akan menjelaskan bagaimana manusia itu lebih unggul dibanding makhluk manapun, oleh karena itu penggunaan istilah Bani Adam dapat mempertegas bagaimana unggulnya manusia dibanding dengan makhluk lain, seperti unggulnya Nabi Adam dibanding malaikat, dimana malaikat pernah diperintah oleh Allah untuk memberi penghormatan kepada Adam. Dengan demikian maka konsep manusia sebagai bani Adam adalah bahwa manusia itu memiliki banyak keunggulan dibanding makhluk yang lain, sehingga makhluk yang lain tunduk kepada manusia dan dipersiapkan untuk kemaslahatan manusia sebagai predikat khalifah dimuka bumi ini. Wallahu A'lam.

Kamis, 15 Desember 2011

Perjalanan Hidup


Dalam suatu perjalanan hidup, cita-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan. Ada kalanya kita mesti berjuang, serta belajar menyingkap segala rahasia kehidupan.
Perjalanan menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap tapak langkah kita. Setiap hembusan nafas, detik jantung, dari siang menuju malam. Semua menuju titik yang sama, kesempurnaan.
Setiap insan mempunyai hak yang sama atas waktu. Tidak ada seorangpun melebihi dari yang lain. Namun tak jarang setiap kita berbeda dalam menentukan sikapnya. Ada yang berjuang untuk melaluinya dengan membunuh waktu. Tidak pula sedikit yang merasakan sempitnya kesempatan yang dia ada.
Apa rahsia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu, dan iman. Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah.

Rabu, 14 Desember 2011

"menjadi diri sendiri"

Keinginan kita untuk menjadi seorang yang lain telah mengaburkan dan membingungkan kita sendiri untuk membangun “ image “ diri kita sendiri. Terlalu banyak “ imitasi “ yang kita gunakan. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya kita mau dan inginkan, karena kita tidak berani menjadi diri kita sendiri. Kita tidak pernah jujur terhadap diri kita sendiri.
Jujur, sebenarnya sangat menyiksa menjadi ” orang lain ”, dan bukannya diri kita sendiri. Kadang kita harus berlaku ” keras ” terhadap diri ini agar dapat menjadi orang lain. Untung -untung, tidak terjadi “ kepribadian ganda “. Let’s stop this ! No more “ Great Pretender “.
Berusaha menjadi seorang yang lain, hanya membuat kita, tidak menjadi yang terbaik dari versi ” diri sendiri ”. Percayalah, The Best of Ourselves is always good enough for this life !!! Kalau bisa menjadi versi yang terbaik dari diri sendiri, mengapa harus menjadi versi yang ke – dua dari orang lain ???

sombong dengan kecantikan/ketampanan.




Selasa, 13 Desember 2011

kegagalan

seprti layak nya tmn2 ku,aku pun punya cita2,,dengan modal pndidikan akhir yg hanya SLTP,aku merasa semakin sulit untuk mnggapai cita2 ku,aku merasa semakin tersingkir dgn hanya sebgai pekrja serabutan ini.bayngan cita2 itu semakin mnjauh.
kegagalan demi kegagaln sangatlah AKRAB dgn diriku ini.
BETAPA PENTING NYA ILMU,,UNTUK MNCAPAI CITA2.KNPA DULU AKU TDK MAU SEKOLAH,,
ANDA YG MASIH MUDA DAN BERLEHA2,,,PEMALAS,,,SUATU SAAT NNTI PASTI MENGALAMI NASIB SEPERTI AKU.
GUNAKAN LAH WAKTU SEBAIK MNGKIN,,,JIKA ANDA PUNYA CITA2 JGN SIA SIAKAN KESEMPATAN UNTUK MENIMBA ILMU.ITU JIKA ANDA TDK MAU TERSINGKIR SPERTI AKU.JGN SAMPAI ADA KALIMAT MENYESAL!!!.